Perlunya Tata Kota yang Baik

April 20, 2013 - Leave a Response

Berita penting, panas, perlu dan seruu kali ini mengenai perlunya tata kota yang baik di seluruh indonesia. Tulisan ini sekedar opini pribadi penulis yang penuh subjektifitas berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan di kota Bandung Jawa Barat dan sekitarnya.

Seperti kita ketahui bersama bahwa para pengguna kendaraan bermotor roda dua dan roda empat kini semakin meningkat jumlahnya. Bukan saja di kota-kota besar yang penduduknya padat tetapi sudah merambah ke kota-kota kecil bahkan di pedesaan yang jumlah penduduknya masih relatif sedikit. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa kendaraan sudah menjadi gaya hidup dan kebutuhan masyarakat sebagai media transportasi. Mayoritas pengguna kendaraan roda dua bertujuan selain dapat menghemat waktu, juga dapat mengemat biaya transportasi sehari-hari terutama bagi para pelajar dan pegawai swasta.

Pesatnya pertumbuhan para pengguna kendaraan bermotor khususnya di kota Bandung dan sekitarnya tidak disertai tata kota yang baik seperti perluasan dan perbaikan jalan raya yang sering mengakibatkan kemacetan di mana-mana. Macet sepertinya sudah menjadi “tradisi dan kebudayaan baru” bagi kota Lautan Api ini. Banyak sekali lampu lalu lintas (traffic light) di perempatan-perempatan jalan protokol yang tidak bekerja dengan baik, misalnya lampu hijau dan lampu merah yang bekerja tidak profesional. Traffic Light tersebut masih terlihat berdasarkan waktu sehingga salah satu jalan kosong pun tetap lampu hijau yang menyala padahal di sisi jalan dengan banyak kendaraan justru masih lampu merah yang menyala, akibatnya di sisi jalan tersebut kendaraan semakin menumpuk. Disamping itu ada beberapa perempatan yang membolehkan lampu hijau berlawanan arah yakni membolehkan belok kanan dan lurus, hal ini secara tidak langsung dapat mengajibatkan terjadinya arah kendaraan bentrok satu sama lain.

Bukan itu saja, karena proses traffik light yang tidak profesional, banyak pengendara yang melintasi perempatan padahal lampu merah masih menyala, Mereka melanggar aturan dikarenakan sisi jalan lain tidak ada kendaraan sama sekali. Mungkin mereka merasa kesal karena menunggu terlalu lama.

Selain traffic light, jalan raya pun masih banyak yang rusak sehingga dapat menggangu alur lalu lintas, bahkan sering terjadi kecelakaan akibat para pengendara saling menghindari jalan rusak tersebut. Anehnya jalan-jalan yang rusak tersebut kebanyakan di daerah kabupaten padahal kendaraan-kendaraan besar industri dan pabrik besar banyak yang berasal dari daerah tersebut. Sepertinya pemerintah kurang perhatian terhadap daerah-daerah pinggiran.

Disamping itu, di musim penghujan sering terjadi banjir lokal akibat kurangnya pembenahan selokan atau gorong-gorong untuk mengalirkan air tumpahan dari jalan raya. Untuk beberapa daerah seperti Dayeuhkolot jika terjadi hujan sebentar saja, sudah dapat dipastikan akan mengalami banjir. Usia jalan raya hanya seumur jagung saja, hal ini tentunya dapat mengakibatkan kecurigaan masyarakat terhadap korupsi yang dilakukan pihak-pihak tertentu. Para penggali kabel atau penggali jalur PDAM dan yang lainnya sering bekerja tidak profesional dan terlihat sedikit tidak bertanggungjawab. Sering sekali selokan di pinggir jalan raya tertutup akibat projek-proyek tersbut. Para pekerja mungkin tidak bisa disalahkan 100% tetapi para pengelola projek tersebut dan pemerintah daerah lah yang sebenarnya lebih bertanggungjawab.

Saya pikir, penting dan perlu tindakan real dari pemerintah daerah untuk segera memperbaiki tata kota khususnya di sekitar kabupaten Bandung. Masyarakat sudah bosan mengalami banjir dan kemacetan yang sudah menjadi agenda harian pengguna kendaraan.